Agama: Katolik Roma Carmina Villarroel Pemeran Alexa Almeda-Antonio (Sebelumnya Meyers) Duma Riris Silalahi (istri) Anak : Cleo Deomora Sihotang Judeo Volante Sihotang Agama : Protestan Nama Asli ; Carissa Elfarizi Nama Panggung : Larissa Kentring Agama : Islam
Anda mungkin pernah mendengar nama Duma Riris Silalahi. Ia adalah wakil dari Sumatera Utara dalam ajang Puteri Indonesia 2007. Pada ajang ini, wanita yang akrab dipanggil Duma ini menyabet gelar Runner Up 1 Putri Indonesia 2007. Wanita kelahiran Balige, 20 September 1983 tersebut adalah anak ketiga dari enam bersaudara, dan menjadi anak tengah ternyata memiliki derita tersendiri baginya. “Anak tengah itu biasanya tidak diperhatikan,†tutur Duma kepada Solusi Life. “Mungkin yang paling diperhatikan itu anak pertama atau akhir. Tapi ngga bisa disalahin juga, karena kita enam bersaudara, jadi mungkin mereka ngga bisa ngebagi kasih sayang mereka sama. Walaupun kalau ditanya mereka akan menjawab, “Sama kok, kita sayang Cuman yang aku rasain itu sebagai anak tengah kurang diperhatikan. Sampai belajar membaca saja, mama atau papa ngga pernah ngajarin, tapi bisa sendiri. Positifnya aku jadi anak yang mandiri. Kalau adik aku harus diajarin, aku mengerjakan PR sesusah apapun, kalau aku masih bisa sendiri, aku ngga akan minta Selain kurang diperhatikan, yang lebih menyakitkan lagi bagi Duma, ia merasa dibedakan dari kakak-kakaknya. “Kadang dibedain dengan kakakku yang paling besar, Mungkin dia dibelikan dua baju, aku cuma satu. Atau aku turunan dari dia, misalnya dia udah gede, terus bajunya dikasih ke aku. Dia dibelikan yang baru. Yang kayak gitu, sebagai anak kecil akan kritis. Pada saat itu aku berpikir, “Kok mama-papa kaya gitu sih? Aku dikasih yang sisa-sisa… Kenapa sih aku ngga diperhatiin? Kenapa sih kalau pembagian sesuatu aku selalu yang paling sedikit..?†Hal itu menimbulkan dendam aja sama orang tua aku. Benci banget, sampe itu yang diinget terus sama aku. Kadang-kadang aku nangis diem-diem, walaupun sebenernya aku masih sayang sama Rasa sakit hati ini dirasakan Duma sejak ia masih kecil hingga bertumbuh remaja. Tapi suatu hari, saat Duma duduk di bangku SMA langkahnya menuntun dirinya kepada sebuah perubahan hidup. “Saat itu aku SMA dan ketemu dengan sebuah persekutuan. Aku minta ijin sama orangtua kalau aku mau ikutan disitu. Waktu itu kebaktiannya setiap hari Jumat. Saat itu aku suka dengan ayat yang berbunyi, “Serahkanlah segala kekuatiranmu, sebab Dia yang memelihara Setiap kali aku kuatir tidak dikasih yang sepantasnya, aku cuma mikir kalau aku punya Tuhan. Di SMA ini aku bisa benar-benar ngga dendam lagi. Aku juga benar-benar minta maaf sama Tuhan. Begitu aku mulai hidup baru aku, aku sudah ngga dendam lagi. Benar-benar ajaib, aku ngga benci lagi tapi malah sayang. Dari biasanya aku nuntut, “Bajunya beliin juga dong..!†Hati aku jadi lapang gitu, “Udah, ngga apa-apa sama kakak Itu ngga pura-pura, tapi benar-benar datang dari Apa sebenarnya yang menjadi dasar perubahan sikap hati Duma ini? Disitu persekutuan aku benar-benar ngerti kalau orang Kristen itu harus menerima Yesus secara pribadi. Kalau dulu aku Kristen, ya Kristen.. Dan aku ngga tahu Kristen itu apa sih sebenarnya. Untuk masuk sorga itu sebenarnya harus gimana sih? Itu ngga pernah diajarin. Disitu persekutuan aku bertumbuh. Aku jadi orang yang lebih baik. Pribadinya juga lebih baik, sehingga bisa mengampuni dan hidupku jadi lebih bahagia serta lebih bersyukur,†demikian Duma menutup kesaksiannya. bbs/jpnn/net Anda mungkin pernah mendengar nama Duma Riris Silalahi. Ia adalah wakil dari Sumatera Utara dalam ajang Puteri Indonesia 2007. Pada ajang ini, wanita yang akrab dipanggil Duma ini menyabet gelar Runner Up 1 Putri Indonesia 2007. Wanita kelahiran Balige, 20 September 1983 tersebut adalah anak ketiga dari enam bersaudara, dan menjadi anak tengah ternyata memiliki derita tersendiri baginya. “Anak tengah itu biasanya tidak diperhatikan,†tutur Duma kepada Solusi Life. “Mungkin yang paling diperhatikan itu anak pertama atau akhir. Tapi ngga bisa disalahin juga, karena kita enam bersaudara, jadi mungkin mereka ngga bisa ngebagi kasih sayang mereka sama. Walaupun kalau ditanya mereka akan menjawab, “Sama kok, kita sayang Cuman yang aku rasain itu sebagai anak tengah kurang diperhatikan. Sampai belajar membaca saja, mama atau papa ngga pernah ngajarin, tapi bisa sendiri. Positifnya aku jadi anak yang mandiri. Kalau adik aku harus diajarin, aku mengerjakan PR sesusah apapun, kalau aku masih bisa sendiri, aku ngga akan minta Selain kurang diperhatikan, yang lebih menyakitkan lagi bagi Duma, ia merasa dibedakan dari kakak-kakaknya. “Kadang dibedain dengan kakakku yang paling besar, Mungkin dia dibelikan dua baju, aku cuma satu. Atau aku turunan dari dia, misalnya dia udah gede, terus bajunya dikasih ke aku. Dia dibelikan yang baru. Yang kayak gitu, sebagai anak kecil akan kritis. Pada saat itu aku berpikir, “Kok mama-papa kaya gitu sih? Aku dikasih yang sisa-sisa… Kenapa sih aku ngga diperhatiin? Kenapa sih kalau pembagian sesuatu aku selalu yang paling sedikit..?†Hal itu menimbulkan dendam aja sama orang tua aku. Benci banget, sampe itu yang diinget terus sama aku. Kadang-kadang aku nangis diem-diem, walaupun sebenernya aku masih sayang sama Rasa sakit hati ini dirasakan Duma sejak ia masih kecil hingga bertumbuh remaja. Tapi suatu hari, saat Duma duduk di bangku SMA langkahnya menuntun dirinya kepada sebuah perubahan hidup. “Saat itu aku SMA dan ketemu dengan sebuah persekutuan. Aku minta ijin sama orangtua kalau aku mau ikutan disitu. Waktu itu kebaktiannya setiap hari Jumat. Saat itu aku suka dengan ayat yang berbunyi, “Serahkanlah segala kekuatiranmu, sebab Dia yang memelihara Setiap kali aku kuatir tidak dikasih yang sepantasnya, aku cuma mikir kalau aku punya Tuhan. Di SMA ini aku bisa benar-benar ngga dendam lagi. Aku juga benar-benar minta maaf sama Tuhan. Begitu aku mulai hidup baru aku, aku sudah ngga dendam lagi. Benar-benar ajaib, aku ngga benci lagi tapi malah sayang. Dari biasanya aku nuntut, “Bajunya beliin juga dong..!†Hati aku jadi lapang gitu, “Udah, ngga apa-apa sama kakak Itu ngga pura-pura, tapi benar-benar datang dari Apa sebenarnya yang menjadi dasar perubahan sikap hati Duma ini? Disitu persekutuan aku benar-benar ngerti kalau orang Kristen itu harus menerima Yesus secara pribadi. Kalau dulu aku Kristen, ya Kristen.. Dan aku ngga tahu Kristen itu apa sih sebenarnya. Untuk masuk sorga itu sebenarnya harus gimana sih? Itu ngga pernah diajarin. Disitu persekutuan aku bertumbuh. Aku jadi orang yang lebih baik. Pribadinya juga lebih baik, sehingga bisa mengampuni dan hidupku jadi lebih bahagia serta lebih bersyukur,†demikian Duma menutup kesaksiannya. bbs/jpnn/net Artikel Terkait Disela-sela acara itu, Mince Manurung, ibunda Duma Riris, memberi bocoran kepada METRO, kalau mahar Duma Riris sebesar Rp200 juta. ”Maharnya Rp200 juta,” bisik Mince Manurung kepada METRO.Instagram duma_riris Nyaris Gagal Nikah Gegara Terhalang Restu Orang Tua Duma Riris yang Tak Suka Melihatnya Hidup Miskin, Judika Bongkar Tabiat Asli Sang Istri Harta Semua Atas Nama Dia... - Kisah cinta Judika memang seterjal kariernya di dunia hiburan. Dulu hidup miskin dan berasal dari kampung, Judika sempat ditolak oleh orang tua Duma Riris. Perjuangan tiada akhir membuat Judika bisa menikahi Duma Riris pada tahun 2013 silam, setelah 6 tahun pacaran. Keduanya menggelar acara pernikahan mewah dengan jumlah tamu undangan mencapai orang. Baca Juga Nyaris Tak Pernah Cemburu Kepada Duma Riris hingga Sukses Buat Rumah Tangganya Harmonis, Kesabaran Judika Selama 13 Tahun Tiba-tiba Lenyap Saat Tahu Tingkah Laku sang Istri di Belakangnya! Seperti diketahui, Judika merupakan penyanyi jebolan ajang pencarian bakat Indonesian Idol. Sementara Duma Riris merupakan mantan Puteri Indonesia tahun 2007 yang saat itu juga banyak dikagumi. Perjalanan cinta Judika dan Duma Riris pun begitu besar karena keduanya sempat terhalang restu orang tua Duma. Walaupun begitu kini mereka telah berbahagia dan dikaruniai 2 orang anak. Baca Juga Dapat Motivasi dari Judika saat Audisi Indonesian Idol, Aib Mercury Beranikan Diri Jadi Penyanyi PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Hubunganrumah tangga penyanyi Judika dan Duma Riris Silalahi ternyata pernah tak semulus seperti sekarang. Hubungan rumah tangga penyanyi Judika dan Duma Riris Silalahi ternyata pernah tak semulus seperti sekarang. Kamis, 30 Desember 2021; Cari. Network. Tribunnews.com; TribunnewsWiki.com; TribunStyle.com;
O Deus do Islamismo de acordo com o Alcorão se chama Alá em árabe Allāh e se caracteriza por ser onipotente e onisciente tal qual o Deus da Bíblia dos cristãos. As escrituras sagradas islâmicas enfatizam que há apenas um Deus que é todo poderoso, ou seja, ele é singular tawhid. A manutenção da ordem como conhecemos é entendido como um ato misericordioso de Alá pelo qual todas as criaturas devem ser gratas. Conforme as crenças islâmicas Alá existe sem um lugar e não há uma visão que possa contemplá-lo, Ele responde ao chamado dos necessitados quando existe fé verdadeira em seus corações. 99 Nomes Para Deus De acordo com a tradição do Islã existem 99 nomes possíveis para Deus sendo que cada um deles refere-se a um tributo específico Dele. Contudo, todos esses nomes referem-se a Alá, o grande nome que contempla todas essas características que tornam o Deus do Alcorão tão poderoso. Destacam-se como os nomes mais mencionados dentre esses 99 “O Compassivo” al-rahman e “O Misericordioso” al-rahim. Mesmo Deus dos Embora existam inúmeras diferenças marcantes entre a religião islâmica e o cristianismo é interessante mencionar que o Deus considerado único para ambas é o mesmo. Também é o mesmo Deus do Judaísmo e de todas as religiões abraâmicas com origem identificada em Abraão. As diferentes doutrinas levam a veneração do mesmo Deus. O Alcorão apresenta Alá como o mesmo Deus de Israel uma vez que é o Deus de Abraão ponto em comum entre as religiões, porém, de uma forma um tanto mais vaga do que Ele é apresentado na Bíblia. Da mesma forma como acontece no Judaísmo, o Islã, não reconhece a Santíssima Trindade. Unicidade de Alá Unicidade de Alá Um dos pontos cruciais de diferença entre o Islamismo e o Cristianismo está na questão da unicidade atribuída a Alá. Ao entender que Deus é único e singular Tawhid se ignora a ideia da Trindade Pai, Filho e Espírito Santo que é a base do cristianismo. Os muçulmanos acreditam que Alá é o princípio e o fim de tudo não existindo nenhuma força que se compare a sua. Ele não gerou e nem foi gerado. Dessa forma a soberania de Alá é indivisível assim como existe a rejeição da ideia de que as forças do bem e do mal são geradas por Ele, os muçulmanos repudiam modos de pensamentos binários. O Deus do Islã é universal e não aceita nenhuma forma de mal. O princípio do Tawhid é o principal do Alcorão. Venerar qualquer entidade criada é considerado como o único pecado imperdoável no Entre o Islã e o Cristianismo Islã e o Cristianismo No Alcorão são mencionados inúmeros personagens bíblicos, embora tenha um de vista diferente do cristianismo, o islamismo, possui escrituras sagradas semelhantes. Abaixo apontaremos alguns desses pontos de contato entre os dois livros sagrados. O Islã nasceu no século 7, cerca de mil anos após o Velho Testamento ter sido escrito e cerca de 600 após o Novo Testamento. Essa religião teve origem a partir de uma combinação de elementos culturais tribais árabes com o cristianismo e o judaísmo. Abraão Abraão É interessante observar que a saga dos muçulmanos começa exatamente da mesma forma que a dos judeus e cristãos, ou seja, com Abraão em árabe Ibrahim recebendo a revelação de um livro sagrado por Alá. O mesmo que Alá faria alguns séculos mais tarde com o profeta Maomé ao lhe ditar as escrituras do Alcorão. O livro entregue a Abraão teria sido perdido e por isso a restauração desse livro na forma do Alcorão seria uma maneira de voltar a tradição original da religião. Numa passagem do livro sagrado do Islã está escrito que Abraão não era judeu e sim monoteísta e muçulmano. Dois Filhos, Dois Povos Na Bíblia Deus pede a Abraão que sacrifique um de seus filhos, nesse texto o escolhido é Isaac que era também filho de Sara, esposa do patriarca. Já no Alcorão Abraão sacrifica Ismael que era filho também da escrava Hagar. Conforme a narrativa islâmica os judeus descendem de Isaac enquanto os árabes descendem de Ismael. Ismael e Isaac Abraão aceita o desígnio de ter que sacrificar o filho favorito e este concorda com o destino até que Deus interfere dizendo que não é necessário que o ato se concretize afinal o teste era a respeito da sinceridade de Abraão em sua fé e ele passou tornando-se o patriarca. Alá então lhe disse que seus dois filhos dariam origem a dois povos grandes povos. O povo advindo de Isaac seria próximo ao patriarca enquanto o de Ismael lhe seria distante. Hagar partiu com o filho para deserto da Arábia procurando um lugar chamado Meca. O patriarca visitou a ex-escrava e Ismael muitas vezes e em Meca construíram a Caaba que é considerado o epicentro do islamismo. Moisés Moisés Da mesma forma que na Bíblia a história de Moisés no Alcorão diz que ele foi colocado num cesto por sua mãe biológica sendo encontrado pela mulher do faraó e criado como um egípcio. Após matar um homem ele é exilado em Midian onde constitui família e posteriormente recebe o chamado de Alá para cumprir a missão de salvar seu povo da escravidão. Moisés recebeu o título de Kalimullah aquele que fala diretamente com Deus. Jesus No Alcorão consta a passagem em que o anjo Gabriel anuncia para a Virgem Maria que ela será mãe do Messias. A jovem se surpreende e pergunta como isso seria possível se ela jamais foi tocada por qualquer homem e então o anjo lhe diz que para a vontade de Alá basta dizer “que assim seja”. Jesus Os muçulmanos consideram um profeta e não o filho de Deus como os cristãos. No Alcorão todos os profetas são reconhecidos por terem uma das características de Deus em maior destaque sendo que Jesus se diferenciava por sua extrema pureza. De acordo com o Alcorão Jesus retornará para estabelecer o reino de paz na Terra até o dia da chegada do Juízo Final. Noé Noé A história de Noé em árabe Nuh se torna mais dramática no Alcorão já que nem todos os seus filhos puderam entrar na arca. Um dos herdeiros foi castigado por Alá a morrer na imensurável inundação.
MulanyaNgefans hingga Mendadak Tak Suka dengan Suara sang Mantu, Ibunda Duma Riris Akhirnya Jadikan Judika sebagai Role Model Menantu Idaman 1 Tahun yang lalu - Hubungan Judika dan Duma Riris dahulu sempat tak direstui Ibunda Duma Riris. Padahal, ibunda Duma Riris besarnya sempat ngefans dengan Judika.
Aos 18 anos, atriz afirma que a conexão com Deus traz mais maturidade em diversas situaçõesNascida em família católica, Duda Reis, 18, chegou a estudar em colégio de freiras quando mais nova, mas foi de outra forma que a atriz começou a se relacionar mais intimamente com a religião. Tudo começou quando ela foi a uma igreja evangélica na Barra da Tijuca RJ ““Quando eu fui pela primeira vez na minha igreja, a Batista da Lagoinha, senti uma coisa que eu nunca havia experimentado antes e, desde então, eu nunca mais quis deixar isso”, conta ela à AnaMaria redes sociais, a influenciadora tem compartilhado com os fãs momentos de intimidade com Deus, como vídeos de seu batismo, em novembro de 2019. Há pouco mais de uma semana, Duda fez uma oração ao vivo na ferramenta Story do Instagram, classificado por ela como um passo muito especial em sua caminhada. “A minha intenção ao publicar esses conteúdos é levar uma palavra de conforto a eles [seguidores] porque Deus é isso. É conforto, é amor. Deus não é julgamento nem acusação. Todo mundo tem acesso a Ele e o que eu faço é a minha parte como filha. Ide e pregai o evangelho para todas as criaturas”, relembra Duda sobre uma passagem bíblica. Neste momento de pandemia, Reis afirma que a relação com Deus ajuda a ter mais sabedoria. “Você entende que nada passa do controle de Deus. Ele está no comando de tudo e que isso faz parte do plano de D’Ele. Você se sente reconfortado porque sabe que, quando as portas estão fechadas ou abertas, Deus vai estar do seu lado”, analisa a membro de uma igreja cristã, Duda conta que tem o hábito de orar todas as noites “Faço meu devocional e leio a Bíblia diariamente”.
ftJyX.